Pages

Rabu, 10 Agustus 2011

Bahaya Menjadi Seorang Blogger

Apakah menjadi seorang blogger mempunyai sisi yang buruk? Apakah memiliki efek negatif? Jawabannya adalah tentu saja. Ya tentu saja. Setiap sisi positif pasti memiliki sisi negatif. Itu adalah hukum keseimbangan.

Nah sebagai seorang blogger kita wajib mengerti tentang bahaya apa saja yang mengancam kehidupan seorang blogger. Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud menakut nakuti. Bukan pula untuk menghasut anda para pembaca, agar tidak menjadi seorang blogger. Tidak seperti itu. Harapan dari tulisan ini hanyalah agar kita bisa meminimalisir (atau menghindari sama sekali) keburukan keburukan dari aktifitas ngeblog.

Ini dari yang sering saya baca. Ada 2 poin bahaya ngeblog yang sering tidak kita sadari.

1. Tentang Hak Cipta

Kita seringkali tanpa sengaja melanggar hak cipta atas sesuatu. Paling sederhana (dan paling sering terjadi) adalah hak cipta akan gambar. Begitu saja kita mencomot sebuah gambar tanpa memberikan link, tempat dimana kita mengambil gambar tersebut. Dan saya berani memastikan, ini seringkali terjadi tanpa sengaja. Atau karena ketidak tahuan kita tentang hak cipta. Moga moga setelah membaca ini kita akan lebih senang menampilkan gambar hasil buatan sendiri.

2. Terjebak untuk menghasut

Kadang kita menuliskan sesuatu yang tanpa sengaja menggiring opini publik untuk membenci sesuatu. Misalnya, kita kecewa dengan sebuah produk tertentu. Atau kecewa pada sebuah instansi atas pelayanan yangb buruk. Nah, di sisi yang lain, tulisan kita bisa bersifat membahayakan. Dan itu tanpa kita sadari sepenuhnya. Alangkah bijaksananya bila kita menyampaikan keluhan tersebut langsung pada produk / instansi yang membuat kita merasa kurang puas. Ini lebih baik. Harapannya, akan ada solusi dari yang terkait. Atau setidaknya kita sudah berusaha membuka ruang komunikasi pada jalur yang benar.

Sekarang, saya ingin sharing pengalaman saya sendiri selama mengelola blog pribadi di acacicu dotkom. Sebelumnya saya mohon maaf bila ada yang kurang berkenan dengan apa yang saya tuliskan. Dengan rendah hati, saya juga berharap anda mau menambahkan apabila ada sesuatu yang dirasa kurang di tulisan ini.

Untuk lebih memudahkan, saya membaginya menjadi 5 poin.

Inilah 5 alasan kenapa menjadi blogger itu berbahaya

1. Lupa waktu

Nah, ini dia yang sering saya alami selama ngeblog. Saya menjadi lupa waktu. Kadang saya lebih mendahulukan ngeblog daripada hal hal lainnya yang harusnya saya utamakan. Saya harap, sahabat blogger harus pandai memanfaatkan waktu.

2. Menjadi termanjakan fasilitas

Maksud saya, selama saya mengenal blog saya menjadi terbiasa untuk menuliskan ide di depan monitor. Padahal dulunya saya aktif menulis (apa saja yang terlintas di kepala) di sebuah buku kecil, atau hanya di selembar kertas bekas. Kini tidak lagi. Saat ada ide, saya keburu menghidupkan komputer. Ini menjadi sesuatu yang membahayakan saat saya ada di luar rumah. Saat menempuh rimba misalnya. Kerugiannya, ada banyak ide yang terbang percuma. Semoga para pembaca tidak mengikuti jejak saya yang buruk ini.

3.Melelahkan mata

Kita tahu, mata kita mempunyai ambang batas kekuatan sendiri. Kita bukan robot, itu yang patut dicatat. Pengalaman saya, saya biasa duduk berjam jam di depan komputer. Anehnya, saya tahu itu tidak baik. Solusi untuk poin tiga ini, kita harus lebih memperhatikan lagi poin nomor satu. Tentang memanagemen waktu sebijak yang kita bisa. Dan untuk menjaga mata agar tetap sehat, luangkan waktu untuk melihat alam sekitar. Memandang hamparan sawah, atau sekedar jalan jalan ke pinggiran kota. Percayalah ini baik untuk mata.

4. Terhanyut

Bila anda seorang blogger sejati, anda akan tahu apa yang saya maksud dengan kata terhanyut di atas. Ya, dengan menjadi seorang blogger, anda akan melibatkan hati. Apalagi jika anda termasuk seorang blogger yang senang blogwalking (jalan jalan dari satu blog ke blog yang lain), anda akan mudah sekali terhanyut. Bagaimanapun anda akan memasuki kehidupan seseorang. Dari sana lahirlah yang namanya empati. Lalu anda merasa sangat dekat sekali dengan para blogger. Kemudian anda akan hanyut.

Ini semacam lingkaran setan. Di satu sisi, dengan blogwalking blog anda akan lebih mudah dikenal oleh blogger blogger lain di belahan dunia manapun. Di sisi yang lain, pada akhirnya anda akan ada di titik jenuh. Nah, bila aktifitas blogwalking sudah dirasa menjadi beban, maka semangat anda dalam ngeblog akan menurun drastis.

Ini pengalaman saya sendiri. Namun sebelum semangat saya menurun nggak karuan, syukurlah saya mendapatkan solusi. Ini cocok buat saya. Tapi mohon maaf bila anda tidak sependapat.

Saya pernah merasakan bahwa kegiatan blogwalking menjadi sebuah monster yang menakutkan. Padahal tujuan saya ngeblog adalah untuk menulis. Tapi saya menjadi tidak punya waktu untuk menulis. Semua hanya karena saya disibukkan oleh aktifitas blogwalking. Pikiran saya waktu itu, kalau saya tidak blogwalking maka tidak akan ada yang membaca tulisan saya. Dan jujur, itu sangat menyedihkan. Sama saja saya seperti sedang membuat lukisan yang indah, tapi piguranya saya letakkan di tengah tengah kutub. Siapa yang akan membaca?

Ya ya ya, itu ketakutan saya. namun pada saat banyak yang berkunjung, saya sibuk untuk mengadakan kunjungan balik. Sampai pada suatu titik, saya berpendapat bahwa kunjungan balik itu mempersempit waktu saya untuk menuliskan ide.

Lalu apa yang harus saya lakukan? Apakah saya akan menyarankan anda untuk kembali membaca poin nomor satu? Tentang managemen waktu? Tentu saja. Tapi bukan itu saja. Saya akan menambahkan satu lagi. Dan ini adalah jalan keluar yang mudah.

Yang harus anda lakukan hanyalah anda harus jujur. Jujurlah, dan hidup anda akan bahagia.

Pada saat anda membaca sebuah artikel dan anda merasa tidak nyaman, jangan diteruskan. Carilah artikel lain yang bisa membahagiakan anda. Dan tidak usah memaksa untuk meninggalkan komentar. Percayalah, setiap blogger mampu merasakan apakah komentar di blognya ditulis dengan jujur atau sekedar basa basi.

Masih ada banyak lagi yang bisa saya contohkan tentang poin empat ini. Tapi saya rasa, ini saja sudah cukup. Selanjutnya, saya percaya anda bisa mengembangkannya sendiri.

Mari ngeblog sebijaksana mungkin. Dan semoga kita tidak terhanyut.

5. Ketidak merdekaan dalam berkarya

Saya tahu, banyak orang yang berpandangan menjadi seorang blogger sama artinya dengan menjadi penulis yang merdeka. Ya saya tahu. Dengan menjadi seorang blogger, anda tidak mengenal kata deadline. Bukankah itu merdeka?

Seorang blogger juga merdeka untuk menuliskan apa yang ingin ditulis, tanpa harus takut tulisannya akan di edit secara frontal oleh editor. Ini juga nilai plus seorang blogger.

Dengan menjadi seorang blogger, anda akan bebas menentukan kapan harus menulis dan dimanapun berada. Anda bisa saja menulis pada saat orang lain tertidur lelap. Anda bebas menulis di tengah rimba raya, dengan syarat anda bisa online di sana.

Tapi percayalah, anda tidak semerdeka yang anda kira. Para blogger di sekitar anda, merekalah yang membuat anda akhirnya menjadi tidak merdeka. Saya contohkan satu kasus saja. Misalnya anda sedang ingin menuliskan kinerja kepolisian Indonesia. Ingin menyampaikan kinerja mereka dari sudut pandang subyektif. Maka yang terjadi adalah, anda tidak mungkin mengungkapkan sejujur jujurnya. Pasti akan ada sesuatu yang anda tahan. Kenapa? Katakanlah ada dua alasan. Yang pertama, karena anda mengenal beberapa blogger yang juga seorang polisi. Dan mereka senang sekali berkunjung di blog anda. Suka memberikan komentar komentar cerdas. Saya yakin, anda akan berpikir ulang untuk mengedit beberapa kalimat yang dirasa kurang pantas untuk di publish. Alasan kedua, karena anda tidak memiliki keberanian ekstra untuk mempublish. Entah karena takut tulisan anda dipermasalahkan, atau alasan yang lain. Nah, di sinilah kata merdeka menjadi berkurang esensinya.

Saya tidak sedang menakut nakuti anda. Hanya sekedar ingin membagikan apa yang pernah saya rasakan. Terlepas dari semua itu (pada poin lima), saya ingin mengajak anda untuk mengkonstruksi ulang akan satu hal. Tentang arti kemerdekaan. Menjadi seorang blogger yang merdeka bukan berarti anda bisa menulis seenak perutnya. Ini berkaitan dengan yang namanya sopan santun. Maaf, sekali lagi, saya tidak sedang ingin menggurui. Tapi bukankah tidak ada salahnya bila kita saling mengingatkan?

Semoga kita kembali mengingat satu hal. Bahwa hak asasi seseorang dibatasi oleh hak asasi orang lain. Anda berhak memutar musik sekeras kerasnya di rumah anda. Toh alat elektronik dan sound sistemnya adalah milik anda sendiri. Tapi ingat, tetangga anda juga berhak merasakan tidur yang nyenyak, tanpa adanya gangguan musik yang jedar jeder.

Hmmm, sebenarnya saya hanya ingin menyampaikan hal hal yang sedehana. Tentang sadar posisi. Bahwa menjadi seorang penulis / blogger adalah nama lain dari penyampai pesan. Entah itu dalam bentuk pengalaman pribadi, atau penyampai pengetahuan tertentu. Dan semua itu butuh yang namanya kejujuran. Butuh setia pada proses. Butuh tidak terhanyut (yang sebegitunya), dan butuh pandai pandai memanfaatkan waktu yang hanya 24 jam dalam sehari ini. Nah, sebenarnya itu saja yang ingin saya sampaikan. Tapi entah kenapa saya jadi ngelantur sepanjang ini, hehe.. Kenapa saya jadi menyalahi beberapa poin yang saya tulis sendiri?

Ah, ternyata saya masih harus belajar lagi agar lebih bijak dalam ngeblog. Dan ternyatanya lagi, poin poin di atas lebih pas untuk media pengingat saya sendiri saja ketimbang saya tawarkan pada anda sekalian. Paranetter, mohon maaf ya... hehehe...

SALAM

Catatan

Mohon maaf bila ada kata kata yang kurang berkenan

Penulis bisa anda temui di blog www.acacicu.com